Kamis, 30 Oktober 2014

manja

Sekejap argument runtuh, hari ini dia memutuskan untuk tidak memanggilku sayang lagi, aku tak bisa berbuat banyak karena itu sudah menjadi bagian dari keputusannya. Benar apa yang dia telah katakan “sebutan itu khusus untuk kekasih halalku, belum halalki jadi blum boleh apapun alasannya” Kesadaran diri mulai muncul bersamaan ketika dia telah mengucapkan ketegasan itu, mulai meyakinkan diriku bahwa dia masih belum benar-benar menjadi halal bagiku dalam kondisi ini aku tak punya hak untuk menerima panggilan sayang darinya.  tapi aku akan tetap memanggilmu sayang bukan karena perkara kamu sudah menjadi halal atau pun belum halal dalam kehidupanku tapi karena aku menyayangimu.

Aku akan sangat rindu dengan kalimat itu. Kalimat yang memberikan sedikit ruang ketika study ini mulai sangat sempit untuk aku lalui, sebaiknya aku harus membiasakan diri untuk tidak mendengar kalimat itu lagi darinya, hingga pada waktunya tiba ketika dia telah menjadi halal bagiku. 

Seharusnya aku berhenti menjadi manja untuk sebuah kalimat sayang,.

Rabu, 29 Oktober 2014

Benci

Dia sakit dan aku tak dapat berbuat banyak, aku benci pada diriku saat ini.  

Sabtu, 25 Oktober 2014

menyayangimu

Aku tak tahu apa ini hanya ritual. Dua hari belakangan ini Jantungku tak pernah berdetak lebih cepat. Aku tak tahu kamu dengan siapa. hingga pangilan telpon darikupun tak kau pedulikan. Aku Mungkin terlalu intens menelponmu hingga suara serta nada tak lagi sama seperti dulu. Kamu Mungkin bosan dengan kebiasaan ini. Kebiasaan dariku yang membuatmu terasa menjadi sebuah kotak yang sangat sempit. Aku tahu aku salah karena terlalu sering ingin mendengar suara serta kabarmu. Masih sangat jelas kenangan itu dikepalaku, aku dan kamu dulu tak ada waktu yang dilewatkan tanpa bercengkrama bersama. Bukan lewat pegangan tangan, tapi hanya lewat media kecil itu. Perbincangan hening yang membuat saat-saat bersama berlalu tanpa terasa. Aku sangat rindu masa-masa indah itu.


Aku menyayangimu...

Jumat, 24 Oktober 2014

Happy Birthday

Lantunan doa, sebagai wujud rasa syukurku atas diperkenalkannya Allah denganku seorang yang penuh arti dalam hidupku, yaitu kamu, dirimu wahai sayangku. Semoga diumurmu yang semakin berkurang ini engkau senantiasa menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari. Semoga Allah meneguhkan iman dan islam dalam sanubarimu.

Aku memang bukan pasangan yang romantis, yang bisa hadir dihadapanmu dan mengucapan selamat ulang tahun di saat ditengah malam ketika angka umurmu bertambah. Aku juga mungkin bukanlah manusia yang akan pertama kali menemuimu dan mengucapkan selamat ulang tahun dihari spesialmu ini. Tetapi untaian kata dalam doa yang kukirimkan padanya semoga menjadi kado dariku untukmu. Semoga engkau selalu dalam lindungan serta anugerahnya. Selalu mendapat nikmat dan juga ampunannya, selalu mendapat ridho dan juga barokahnya,hingga akhirnya engkau menjadi insan yang mulia di hadapanNya. Amin

Selamat ulang tahun sayangku. Aku tidak akan mendoakan agar umurmu panjang, karena tanpa kita berdoa pun tiap manusia sudah diberi jatah usia masing masing, tetapi kudoakan semoga engkau senantiasa memaknai sisa-sisa umurmu ini. Biarkanlah Allah yang memberikan kado istimewa untukmu. Sekali lagi selamat ulang tahun. Semoga semua yang menjadi doamu terkabulkan. Semoga apa yang kau inginkan terwujud. Amin ya Rab..

Minggu, 12 Oktober 2014

absurd

Satu semester telah berlalu,  aku justru malah menjadi tak menentu. Aku suka memenuhi rasa ingin tahuku, kalau patokannya buku, sudah beberapa buku aku baca. Tapi kenapa semua informasi itu hanya membuatku menjadi ngambang…

Diskusi dan beberapa teori-teori yang kudengar di ruang kelas, hanya menjadi semacam lagu melow. Tanpa wujud ketika dihadapkan pada realita. Tak jarang, berbagai kritik dilancarkan, mengutuk ketergantungan pada beberapa lembaga. Aku hanya manguk-manguk setuju, sambil memikirkan apa yang dapat kuperbuat kelak ketika aku menjadi seorang pemimpin. Dosenku memaparkan berbagai kemungkinan serta cara, tapi tak ada yang membentuk sesuatu yang nyata dalam otakku. Masih terlalu absurd.  

Selasa, 07 Oktober 2014

Ocehan

Tak terasa seminggu nyaris berlalu. Baru kemarin rasanya aku berjalan dengannya dipantai itu menikmati malam lebaran bersama. Kini aku berada di kota ini lagi. Entah mengapa terasa ada yang salah?. Pekerjaan berjalan sempurna, kuliah berjalan dengan sendirinya, namun semua itu tak mampu mengusir rasa gundah yang ada di benak. Aku merasa seperti ada yang salah dari hubungan kami. Komunikasi kini mulai renggang. Tak ada sapaan, tak ada ocehan di pagi hingga malam penutup kebahagian kami. Mungkin saat ini ia tak ingin di ganggu oleh beberapa ocehan olehku yang membuatnya ngilu.

Kadang umur atau kedewasaan tak ada sangkut pautnya. Ketika aku mulai peduli, kau juga harus bersiap-siap untuk cemas. Bukan karena dia tidak peduli juga padaku, tapi ketika dia sakit atau menghadapi masalah, ada bagian dari diriku yang turut merasa nyeri. Aku tahu bahwa dia sudah dewasa dan lebih dari cukup untuk menjaga dirinya sendiri, tapi tetap saja membuatku tak bisa berhenti merasa cemas.

"Aku menyayangimu"

Minggu, 05 Oktober 2014

Libur

Libur lebaran nyaris usai.  kemanapun aku melangkah dirinya seakan mendekap erat. Mungkin salah satu hal yang membuat aku jatuh cinta dengan dirinya karena sifatnya yang sering naek turun. “Bahagia“ Itu deskripsi yang acap aku dapat ketika bersama dengan dirinya.