Minus dua
hari sebelum aku berangkat ke malang. Menyusuri hari ini dalam
kesendirian rasanya sedikit cukup mengobati kebosanan. Tanpa rencana, tujuan, pun
kawan berbincang. Menikmati perayaan waktu dalam pengamatan. Bukan jalan yang
berdebu, bukan pula warna-warni kerjaan yang menantang untuk tak dibaikan,
tapi lintasan-lintasan yang melayang, ketika mengantri, atau menyusuri
lorong-lorong pusat perbelanjaan. Raut wajah bosan,
hingga gerutuan menunggu giliran menjadi selang yang menyenangkan.
Kalau sebelumnya
aku bisa tertawa dan tersenyum karena melihat dia makan dengan lahapnya serta ketika
dia membacakan sebuah artikel untukku. kini aku hanya bisa diam setelah
mendengar kata “lelah” yang keluar dari lisannya. disaat itu segala argumen
runtuh, Tiba tiba saja aku merasa bahwa aku terlalu egosi memintanya untuk
selalu menemaniku. aku tak menyangka dia begitu sangat lelah dengan beberapa
kerjaan yang harus segerah dia selesaikan serta beberapa ajakan dariku,
sebaiknya aku harus mulai belajar sendiri ketika berada ditempat kami biasa
bertemu, hingga tak ada kata lelah lagi yang keluar dari lisannya, maaf sayang.
Sedikit
mengenang kebersamaan kami, mengingat hal-hal sederhana tentang dirinya yang
terasa sangat susah aku temui belakangan ini. mulai membuka chat-chat yang
dahulu kami sering lakukan, sedikit tersenyum kita iya minta dingatkan tentang
makanan yang belum dia bayar. ketika dia mengatakan aku menyayangimu serta
ketika dia minta dibelikan bakso tusuk kesukaannya.
Sayang maaf
telah membuatmu sangat lelah ketika aku berada dikota ini. kemaren kamu kelihatan sangat cantik, aku akan rindu dengan senyuman itu dan hari-hariku bersamamu ketika
berada di kota ini.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.