Selasa, 06 Mei 2014

kampung halaman

Entah kenapa kembali kekampung halaman identik dengan kenangan. Seperti saat aku duduk berjam-jam di meja kerja kamarku menghasilkan beberapa mimpi yang akan mengantarkanku mencapai tujuan. Mengadakan kudeta pada seorang Fandi dengan beberapa kisah-kisah, mengalahkan segala suram, tugas maupun dinamika kantor. Ada tentang sahabat serta seorang wanita yang menerimaku tanpa cela, dengan beribu cinta dari sumber keabadian.

Canggung menggantung. Itulah rasa yang pertama kali aku rasakan saat bertemu untuk pertama kalinya setalah dua bulan kami tak bersama. Berbeda dari sebelumya rasa rindu yang aku rasakan hanya terobati dengan mendegar kalimat kecil dari suaranya yang indah itu, tapi kini aku dapat melihatnya dengan jelas jilbab hitam dengan senyum tipisnya menghantarkan hari pertama di kampung halaman terasa begitu sempurna.

Sejak hari pertama Bersamanya, aku kehilangan cerita untuk aku ceritakan kepadanya. mengenai keseharian dan rupa. Tentang orang-orang yang aku temui sepanjang jalan, serta tumpukan tugas yang menghantui selama study ini mulai berjalan. Mungkin ini karena kebahagian, ketika aku mulai besamanya dan merasakan kehangatan dari tanggannya serta memandangi wajahnya yang manis itu, ada hal hal yang keluar dari imaji hingga beberapa beban serta kisah hilang begitu saja untuk diceritakan.

Malam itu, untuk pertama kalinya aku duduk sangat dekat dengan dirinya tanpa ada perantara serta rasa takut untuk dapat dilihat oleh orang lain, merasakan kehangatan dan kelembutan darinya yang tidak pernah aku rasakan selama kisah ini mulai berjalan. Mungkinkah seseorang belum lengkap tanpa kehadiran orang lain? Pasti, setidaknya semenjak kehadirannya kelangkapan itu mulai terisih.

Aku akan rindu pada kisah malam itu............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar