Senin, 19 Mei 2014

menjadi lebih peka

Memantapkan hati dan tak lagi berpaling pada yang lain adalah bagian dari sebuah proses yang adakalanya dapat mengantarkan seorang anak manusia berada  pada titik pembelajaran. Belajar untuk mengenal lebih dekat tentang sebuah kesabaran. Bukan proses akhirnya yang menjadi bermakna, melainkan bagaimana suatu peristiwa bisa menjadi bekal untuk menjadi lebih baik.

Menjadi bingung ketika kesalahan tak lagi kuketahui, Sampai sebuah kondisi yang samar untuk malam ini datang menyapaku. Ternyata masih banyak hal yang tidak aku tahu tentang sikapnya. Aku sadar!! aku bukanlah orang yang peka yang sangat gamblang untuk dapat memahami dirinya. aku harus belajar untuk itu Karena aku tahu aku kurang dalam beberapa hal.  Untuk saat ini aku rindu ketika kamu mengakatan aku sayang kamu kakak.

Karakter khas serta sifat yang naik turun yang ada pada dirinya telah mengajariku banyak hal. Lebih dari yang aku duga.

Selasa, 06 Mei 2014

kampung halaman

Entah kenapa kembali kekampung halaman identik dengan kenangan. Seperti saat aku duduk berjam-jam di meja kerja kamarku menghasilkan beberapa mimpi yang akan mengantarkanku mencapai tujuan. Mengadakan kudeta pada seorang Fandi dengan beberapa kisah-kisah, mengalahkan segala suram, tugas maupun dinamika kantor. Ada tentang sahabat serta seorang wanita yang menerimaku tanpa cela, dengan beribu cinta dari sumber keabadian.

Canggung menggantung. Itulah rasa yang pertama kali aku rasakan saat bertemu untuk pertama kalinya setalah dua bulan kami tak bersama. Berbeda dari sebelumya rasa rindu yang aku rasakan hanya terobati dengan mendegar kalimat kecil dari suaranya yang indah itu, tapi kini aku dapat melihatnya dengan jelas jilbab hitam dengan senyum tipisnya menghantarkan hari pertama di kampung halaman terasa begitu sempurna.

Sejak hari pertama Bersamanya, aku kehilangan cerita untuk aku ceritakan kepadanya. mengenai keseharian dan rupa. Tentang orang-orang yang aku temui sepanjang jalan, serta tumpukan tugas yang menghantui selama study ini mulai berjalan. Mungkin ini karena kebahagian, ketika aku mulai besamanya dan merasakan kehangatan dari tanggannya serta memandangi wajahnya yang manis itu, ada hal hal yang keluar dari imaji hingga beberapa beban serta kisah hilang begitu saja untuk diceritakan.

Malam itu, untuk pertama kalinya aku duduk sangat dekat dengan dirinya tanpa ada perantara serta rasa takut untuk dapat dilihat oleh orang lain, merasakan kehangatan dan kelembutan darinya yang tidak pernah aku rasakan selama kisah ini mulai berjalan. Mungkinkah seseorang belum lengkap tanpa kehadiran orang lain? Pasti, setidaknya semenjak kehadirannya kelangkapan itu mulai terisih.

Aku akan rindu pada kisah malam itu............