Sabtu, 31 Agustus 2013

Kesabaran

Aku selalu merasa seolah olah dunia ini seperti sebuah taman kanak kanak raksasa. Area untuk memuaskan rasa ingin tahu Aku, tanpa ada seseorang pun yang akan menyalahkan rasa inginku yang terlampau besar. Area yang dimana aku hidup dari skedul serta matriks yang aku harus  kerjakan setahap demi setahap untuk mendapatkan sebuah hasil.

Rabu, 28 Agustus 2013

Kecemasan

Kecemasan. Begitu pula kegiatanku yang belakangan ini, membentuk deret kesibukan tak hingga. Mencoba bermain dengan dimensi agar semua tanggung jawab dapat terlaksana. Mungkin aku harus  mengambil sedikit jeda ketika ada satu sosok yang harus kuperjuangkan. kini aku berada didalam kotak yang didalamnya hanya ada AKU, DIA serta kursi tempat dia berbaring, senyum yang ia ungkapkan tak bisa menutupi rasa sakit yang sangat jelas tergambar di matanya. tak banyak yang bisa aku kulakukan, aku tak tahu harus berbuat apa. Entah sejak kapan hal itu menjadi bagian dari kesehariannya. interval fikiran yang teramat sempit kini berfokus pada kursi tempat dia berbaring. Ternyata sperti ini rasanya, kecemasan yang berlebihan membentuk kurva maksimum dengan nilai peningkatan dari dasar nilai 10% menjadi 100%. aku tak mengira aku rela meninggalkannya dalam bangunan yang berukuran segi empat itu, sendiri.

Kamis, 22 Agustus 2013

Kawanku dan Rasional Waktu

"Setelah empat tahun bersama, mencoba beragam cara agar semuanya bisa berjalan dengan baik, hari ini hubungan itu harus berakhir. Semua orang memandang kita sebagai pasangan yang takkan terpisahkan kini hanya sebuah cerita dalam bentuk kertas putih, aku sangat heran mengapa hubungan ini bisa berakhir.. Kamu memutuskan berpisah mengakatakan bahwa ini jalan terbaik buat kita. Mungkin aku bisa lebih baik tanpamu dan kau tanpa aku. Tapi meski rasanya hanya sekejap, ada rasa yang tak mau enyah. Polahmu yang berbeda yang ada pada dirimu membuat aku tak mampu melepas kisah ini beralalu begitu saja seolah olah ada batu besar yang menganjal di dada dada ini""


Kamis, 15 Agustus 2013

MALU

MALU, itulah penjabaran yang saat ini aku rasakan.. Mereka berbicara, mereka yang mengerti, mereka pula yang tertawa.. Seolah olah saat itu aku hanya penonton didunia dengan ukuran yang sangat kecil.. Berbicara dalam bahasa yang sama sekali aku tidak mengerti.. Ada kalimat yang seharusnya belum saatnya aku sampaikan justru terpampang dengan jelas dilisan chat BBM sidia. Itu karena bahasa, apakah aku justru  harus bahagia kalimat yang selama ini aku pertahankan justru tersampaikan karna bahasa atau aku hanya harus malu.

Selasa, 13 Agustus 2013

Manusia LAB

Ketika semuanya masih sangat sederhana bagiku aku bertanya-tanya apa jadinya kalau aku jadi  peneliti saja. Bersahabat dengan dunia yang telah kumulai sejak masih mengenakan seragam putih biru. LAB dimana kutemukan berbagai macam manusia yang hanya memikirkan sebuah hasil tanpa mengharapkan sebuah kegagalan itulah manusia LAB. Ketika itu aku masih lugu dan menganggap semua orang yang berada disekelilingku tak akan berbohong. Tapi mungkin aku tidak berubah begitu banyak. Orang berbuat jahat hanya ada karena tuntutan gidup yang didasari oleh kondisi dan bukan karena mereka ingin berbuat jahat.